MEMAHAMI
MARAKNYA PERILAKU
KENAKALAN REMAJA
DI
SMAN 3 GARUT
MAKALAH
Karya Tulis Ini Disusun Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Oleh :
Ø ADE
ISMAYANI RAHMAN
Ø NISA
NUR AENI
Ø SILVIA
UTWATUNNISA
Ø SINDY
PUJI ASTARI
SMAN 3 GARUT
Jl. Jend. Ahmad Yani No.16 Cibatu –
Garut
2014
PRAKATA
Bismillahirrohmanirrahim
Puji serta syukur senantiasa kami
panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini sengaja kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah
ini kami susun pula agar kita bisa lebih mengetahui dan memahami apa yang
disebut dengan kenakalan remaja, mengapa remaja di desa Keresek sering
melakukan kenakalan remaja, dan cara mengatasi kenakalan-kenakalan yang
dilakukan oleh para remaja di Desa Keresek.
Sebagai penulis,kami menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah ini mungkin jauh dari
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Penulis
i
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinam bungan dari
tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap
masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering
dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.
Telah kita ketahui bahwa kenakalan remaja itu sangat
menurunkan moral pada diri kita, bahkan pada bangsa kita. Oleh sebab itu, kita
sebagai penerus bangsa ini, harus peduli dengan moral-moral remaja yang sudah
bertolak belakang dengan aturan agama. Seperti tawuran antar pelajar,
penggunaan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas yang tidak ias mengontrol
diri kita masing-masing, sehingga menimbulkan masalah yang sangat fatal, untuk
diri kita maupun orang-orang disekeliling kita.
Dikalangan pelajar, makin banyak yang terjerumus oleh
kenakalan remaja.Umumnya bagi pelajar di kalangan menengah pertama dan menengah
atas. Artinya,
usia tersebut ialah usia yang masih produktif yang sedang mengalami yang
namanya pubertas atau beranjak dewasa.
Karena semakin banyak yang terjerumus, maka ini sudah
menjadi hal wajar, khususnya dikalangan pelajar pada saat ini. Dari kebiasaan
buruk inilah kenakalan remaja dikalangan pelajar semakin meningkat.Apalagi
pelajar yang sudah tergabung ke dalam lingkungan yang di dalamnya adalah
orang-orang yang mengalami hal buruk ini.
Remaja adalah generasi penerus, bagi agama, negara, dan juga
lingkungan sekitarnya. Tingkah laku yang disiplin, pandai, ramah, dan
berbudi pekerti luhur. Dibutuhkan untuk dapat dijadikan contoh pada kehidupan
yang mendatang. Setelah kita mengetahui peran penting remaja tersebut. Kiranya,
kita patut melihat pergaulan remaja di lingkungan sekitar kita. Remaja yang
boros, egois, pembangkang, ugal-ugalan, serta acuh, masih mendominasi pergaulan
remaja sekarang ini. Apakah ini para generasi muda untuk masa depan? Apakah
salah bila kita menyebut hal tersebut sebagai kenakalan remaja? Tentu saja
tidak, hal tersebut memang kenakalan remaja. Berdasarkan hal tersebut, kami tertarik untuk mengangkat
persalahan ini menjadisebuah makalah yang berjudul “ Memahami Maraknya Perilaku
Kenakalan Remaja Di SMAN 3 Garut.”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka timbul rumusan masalah sebagai
berikut :
- Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja
- Mengapa remaja di SMAN 3 Garut sering melakukan kenakalan remaja ?
- Apa saja akibat yang ditimbulkan oleh para pelaku kenakalan remaja ?
- - Hukuman apa yang diberikan kepada para pelaku kenakalan remaja sesuai hukum yang berlaku di Indonesia?
- Bagaimana peran serta orang tua dan sekolah dalam mengatasi dan meminimalisasi perilaku kenakalan remaja ?
1.3
Tujuan Penelitian
Pembuatan
makalah ini bertujuan agar kita bisa lebih mengenal apa yang dimaksud dengan
kenakalan remaja, dan mengetahui dampak negatif dari kenakalan remaja. Sehingga
kita atau para remaja tidak terjerumus dan tidak melakukan salah satu dari
perilaku kenakalan remaja tersebut.
1.4
Metode
Penelitian
Untuk dapat menyusun makalah
ini,kami mengumpulkan bahan dan cara dari :
- Studi pustaka
- Lembar kuesioner
- Penelitian secara langsung / observasi langsung ke lapanga
- Wawancara
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Definisi
Kenakalan Remaja
Pasal 1 UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan anak,
disebutkan bahwa yang dimaksud anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal
telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum
pernah kawin (ayat 1). Sedangkan pengertian anak nakal adalah
anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan perbuatan yang
dinyatakan terlarang bagi anak baik menurut peraturan perundang-undangan maupun
menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan (ayat 2).
2.2.1
Menurut etimologi
Kenakalanberasaldari
kata nakal yang berarti melakukan perbuatan yang kurangbaik ,tidakmenurut, atau
suka mengganggu. Sedangkan remaja dengan nama latin adolescene adalah individu
yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa
dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat baik dilihat dari fisik,
psikis maupun sosial. Jadi kenakalan remaja adalah sikap remaja yang
berperilaku kurang baik dan menentang aturan yang ada.
2.2.2
Menurut terminologi
Menurut
Kartono ,Ilmuwan Sosiologi, Kenakalan Remaja merupakan gejala social pada
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk prilaku yang menyimpang.
Menurut
Santrock, Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku-perilaku
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kecenderungan
kenakalan
remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang
melanggar
aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik
terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.
2.2 Bentuk dan
Aspek – aspek Kenakalan Remaja
Jensen (dalam Sarwono, 2002) membagi
kenakalan remaja menjadi empat bentuk yaitu :
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada
orang lain:perkelahian,
pelecehan,
perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.
b.
Kenakalan yang meninbulkan korban materi: perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan dan lain- lain.
c.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:
pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan
seks bebas.
d. Kenakalan yang melawan status,
misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat
dari rumah, membantah perintah.
Menurut Hurlock (1973)
kenakalan yang dilakukan remaja terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
a. Perilaku
yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
b. Perilaku yang membahayakan hak milik orang
lain, seperti merampas,
mencuri,
dan mencopet.
c. Perilaku yang tidak
terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti
membolos, mengendarai kendaran dengan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.
d. Perilaku yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain, seperti mengendarai motor dengan kecepatan tinggi,
memperkosa dan menggunakan senjata tajam.
Dari
beberapa bentuk kenakalan pada remaja dapat disimpulkan bahwa
Semuanya
relatif menimbulkan dampak negatif yang tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang
lain, serta lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspeknya diambil dari pendapat
Hurlock (1973) & Jensen (dalam Sarwono, 2002). Terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan dan status,
perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, perilaku yang
mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
2.3 Karakteristik
Remaja Nakal
Menurut
Kartono (2003), remaja nakal itu mempunyai karakteristik umum yang sangat
berbeda dengan remaja tidak nakal. Perbedaan itu mencakup :
a. Perbedaan
struktur intelektual
Pada umumnya inteligensi mereka tidak
berbeda dengan inteligensi remaja yang normal, namun jelas terdapat fungsi-
fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja nakal ini mendapatkan nilai
lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk ketrampilan verbal
(tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap hal-hal yang ambigius biasanya
mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain bahkan tidak
menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri
sendiri.
b.
Perbedaan fisik
dan psikis
Remaja yang nakal ini lebih “idiot secara moral” dan
memiliki perbedaan cirri karakteristik yang jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan
dengan remaja normal. Bentuk tubuh mereka lebih kekar, berotot, kuat, dan pada
umumnya 17 bersikap lebih agresif. Hasil penelitian juga menunjukkan
ditemukannya fungsi
fisiologis
dan neurologis yang khas pada remaja nakal ini, yaitu: mereka kurang bereaksi
terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah atau
anomali perkembangan tertentu.
c. Ciri
karakteristik individual
Remaja yang nakal ini mempunyai sifat kepribadian
khusus yang
menyimpang,
seperti :
1)
Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,
bersenang-senang dan puas pada hari ini
tanpa memikirkan masa depan.
2)
Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.
3)
Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan,
dan tidak bertanggung jawab secara sosial.
4)
Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir yang
merangsang rasa kejantanan, walaupun
mereka menyadari besarnya risiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya.
5)
Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka tantangan dan bahaya.
6)
Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.
7)
Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga mereka menjadi
liar dan jahat
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja
nakal biasanya
berbeda
dengan remaja yang tidak nakal. Remaja nakal biasanya lebih
ambivalen
terhadap
otoritas, percaya diri, pemberontak, mempunyai control diri yang kurang, tidak
mempunyai orientasi pada masa depan dan kurangnya kemasakan sosial, sehingga
sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
2.4
Faktor dan Penyebab Terjadinya Perilaku
Kenakalan Remaja
Faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnya
kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang kurang harmonis dan
faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini
remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju teman sebaya, sehingga
minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok lebih menentukan perilaku
remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.
Sedangkan penyebab terjadinya kenakalan remaja yaitu
:
a. Kenakalan
remaja dari faktor genetik
Genetik
mungkin memainkan faktor dalam kenakalan remaja, tetapi hanya dapat membentuk
kecenderungan terhadap perilaku, sementara asuhan atau
ketiadaan pengawasan dan bimbingan
dapat menciptakan kondisi yang memicu perilaku nakal.
b.
Kenakalan remaja dari diri
individu
Mayoritas
kejahatan remaja yang sangat dilakukan oleh laki-laki, dan biasanya remaja ini
berasal dari latar belakang yang mendukung konsep kekuasaan dan agresi menjadi
karakteristik maskulinitas.
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan mengendalikan impuls yang buruk juga faktor-faktor yang cenderung berkontribusi terhadap keterlibatan remaja dalam melakukan kejahatan. Remaja yang mengalami hal ini akan semakin parah karena perkembangan akademik yang lambat dan akhirnya sulit meraih prestasi akademik dan mendapat pekerjaan yang lebih layak.
Gangguan perilaku karena kurangnya perhatian dan ketidakmampuan belajar juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko ikut ambil bagian dalam kegiatan melanggar ketertiban sosial. Misalnya, ikut balapan liar dan tawuran.
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan mengendalikan impuls yang buruk juga faktor-faktor yang cenderung berkontribusi terhadap keterlibatan remaja dalam melakukan kejahatan. Remaja yang mengalami hal ini akan semakin parah karena perkembangan akademik yang lambat dan akhirnya sulit meraih prestasi akademik dan mendapat pekerjaan yang lebih layak.
Gangguan perilaku karena kurangnya perhatian dan ketidakmampuan belajar juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko ikut ambil bagian dalam kegiatan melanggar ketertiban sosial. Misalnya, ikut balapan liar dan tawuran.
c.
Kenakalan remaja akibat pengaruh
keluarga
Keluarga yang dipenuhi dengan konflik dan
pengawasan yang tidak memadai sering disebut sebagai penyebab kenakalan remaja.
Anak-anak yang dibesarkan di rumah orang tua tunggal lebih cenderung menjadi
pelaku kenakalan remaja. Namun hal itu bisa saja terjadi pada remaja yang
tinggal di rumah dengan orangtua yang lengkap, apabila kedua
orang tua terlalu sibuk atau tidak memberi perhatian yang cukup mengawasi dan
membimbing anak.
Pola asuh yang terlalu permisif juga dapat mengakibatkan kenakalan remaja. Anak-anak yang diberi banyak keistimewaan yang merupakan bagian orang dewasa pada usia dini, seperti bebas keluar rumah layaknya orang dewasa memungkin anak kehilangan kontrol dalam berhubungan dengan dunia luar. Ironisnya, remaja yang terlalu diawasi secara ketat dan sering mendapat hukuman keras dari orang tua juga dapat melakukan kenakalan remaja. Hukuman yang keras dapat membuat kemarahan di dalam diri remaja yang mendorong mereka untuk mendapat kebebasan di luar yang akhirnya kebablasan.
Sementara orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentuka perilaku remaja, saudara juga dapat menjadi alasan di balik kenakalan remaja. Remaja yang memiliki saudara yang memiliki perilaku agresif atau kriminal kemungkinan membuatnya berpartisipasi dalam perilaku yang sama. Kakak yang bandel bisa saja memaksa adik-adik untuk berpartisipasi dalam melakukan kejahatan. Atau, tekanan dari saudara dapat membuat mereka terbiasa terhadap perilaku kekerasan.
Pola asuh yang terlalu permisif juga dapat mengakibatkan kenakalan remaja. Anak-anak yang diberi banyak keistimewaan yang merupakan bagian orang dewasa pada usia dini, seperti bebas keluar rumah layaknya orang dewasa memungkin anak kehilangan kontrol dalam berhubungan dengan dunia luar. Ironisnya, remaja yang terlalu diawasi secara ketat dan sering mendapat hukuman keras dari orang tua juga dapat melakukan kenakalan remaja. Hukuman yang keras dapat membuat kemarahan di dalam diri remaja yang mendorong mereka untuk mendapat kebebasan di luar yang akhirnya kebablasan.
Sementara orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentuka perilaku remaja, saudara juga dapat menjadi alasan di balik kenakalan remaja. Remaja yang memiliki saudara yang memiliki perilaku agresif atau kriminal kemungkinan membuatnya berpartisipasi dalam perilaku yang sama. Kakak yang bandel bisa saja memaksa adik-adik untuk berpartisipasi dalam melakukan kejahatan. Atau, tekanan dari saudara dapat membuat mereka terbiasa terhadap perilaku kekerasan.
d.
Kenakalan remaja akibat pengaruh
sosial dan pergaulan buruk
Kemiskinan turut ambil bagian sebagai
penyebab kenakalan remaja. Setidaknya hal itu, sering ditemukan dalam studi
sosial. Kemiskinan dapat berkontribusi terhadap kenakalan remaja karena
mereka lebih memilih jalan, bahwa mencuri merupakan cara untuk
bertahan hidup. Tentu saja, tidak semua remaja yang berasal dari keluarga
miskin menggunakan cara ini.
Bagi banyak remaja, hidup dalam
kemiskinan juga berarti tinggal di lingkungan berbahaya yang rentan terhadap
kekerasan dan kegiatan kriminal. Artinya, mereka berada di lingkungan yang
salah yang akan memperparah keadaan mereka. Beberapa kesulitan terkait dengan
kemiskinan juga dapat menyebabkan kenakalan remaja, barangkali bukan
mencuri, munkin saja dalam bentuk lain, misalnya bolos sekolah,
atau berkeliaran di luar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Awalnya, mereka
mungkin dapat mempertahankan perilaku baik, namun jika kesulitan
berkepanjangan, mereka rentan untuk melakukan tindakan melakukan kejahatan.
Seiring dengan kemiskinan, hidup dalam komunitas geng menjadi alasan sosial lain di balik kenakalan remaja. Banyak anak merasa perlu menjadi bagian kelompok dan geng untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi mereka, bergabung dengan geng dapat memberi rasa keluarga dan persahabatan. Sayangnya, keterlibatan geng hampir selalu meliputi kegiatan ilegal yang melibatkan kejahatan seperti pencurian, distribusi narkoba dan kekerasan.
Seiring dengan kemiskinan, hidup dalam komunitas geng menjadi alasan sosial lain di balik kenakalan remaja. Banyak anak merasa perlu menjadi bagian kelompok dan geng untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi mereka, bergabung dengan geng dapat memberi rasa keluarga dan persahabatan. Sayangnya, keterlibatan geng hampir selalu meliputi kegiatan ilegal yang melibatkan kejahatan seperti pencurian, distribusi narkoba dan kekerasan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Table
3.1 Jadwal dan macam-macam kegiatan penelitian
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
1.
|
Wawancara
|
16 - 02 - 2014
|
10.00 – 11.00
|
Kantor polisi
|
2.
|
Pembagian
Lembar Kuesioner
|
20 - 02 – 2014
27 – 03 - 2014
|
10.15 – 10.30
|
Sekolah
|
3.
|
Observasi
|
27 - 02 - 2014
|
10.15 – 10.30
|
Sekolah
|
3.2
Populasi dan Sampel
Dalam
penelitian yang kami lakukan, kami meneliti kelas XI IPA sebagai populasi dalam
penelitian ini, yang seluruhnya berjumlah 5 kelas. Adapun untuk lebih
spesifiknya kami mengambil satu sampel dari populasi yang sudah kami tentukan
yaitu berjumlah :
Jumlah siswa kelas XI
IPA : 38 x 5 = 190 orang
Sampel : 190 x 50% = 95
0rang + 1 = 96 orang
Jadi
sampel keseluruhan yang kami teliti berjumlah 96 orang.
3.3
Analisis Data
Tekhnik
analisis yang digunakan adalah dengan cara membuat tabel dan uraian dari hasil
wawancara, lembar kuesioner maupun observasi yang kami peroleh.
Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang analisis data, dalam makalah ini akan dibahas
hasil penelitian yang kami lakukan,
yaitu sebagai berikut :
3.3.1
Hasil wawancara
Berdasarkan
pertanyaan yang kami ajukan kepada pihak kapolsek Cibatu, menghasilkan jawaban
sebagai berikut :
Menurut pihak kepolisian, jadi
hukuman yang pantas diberikan pada remaja yang melakukan kenakalan remaja yang
cukup parah dan memakan banyak korban jiwa maka berlaku hukum pidana. Namun
apabila perilaku kenakalan remaja yang dilakukan masih dalam batas wajar, maka
akan dikembalikan kepada pihak orang tua. Untuk remaja yang memakai senjata
tajam, misalnya digunakan dalam tawuran yang sudah direncanakan sedang
menimbulkan kematian, maka akan diancam dengan pasal 338 KUHP dan masuk dalam
ranah peradilan yang lebih lanjut .
Adapun
upaya yang dilakukan untuk mengatasi dan meminimalisasi kenakalan remaja, dapat
dilakukan upaya secara preventif yaitu mengadakan pembinaan secara rutin ke
setiap sekolah dan organisasi kepemudaan.
Misalnya
dengan cara melakukan razia hand phone,
razia senjata tajam, dilakukan pemberdayaan terhadap remaja untuk kegiatan yang lebih positif, dan memberikan peluang
kepada remaja untuk menyalurkan bakat kearah yang positif .
Dari
tahun ke tahun, peningkatan kasus kenakalan remaja ini bisa dibilang relatif,
karena terjadinya kenakalan remaja sebenarnya mengikuti trend zaman dan majunya
teknologi.
3.3.2
Hasil kuesioner
Tabel 3.2 Hasil lembar kuesioner
Melakukan kenakalan
remaja
|
Jumlah
|
Persentase
|
YA
|
52 Orang
|
54 %
|
TIDAK
|
44 Orang
|
46 %
|
Berdasarkan
data di atas, kenakalan remaja yang pernah dilakukan oleh para pelaku kenakalan
remaja seperti, tawuran (kenakalan yang menimbulkan korban fisik bagi diri
sendiri da orang lain); merusak fasilitas sekolah (kenakalan yang menimbulkan
korban materi); seks bebas, balapan liar, dan merokok (kenakalan yang tidak
menimbulkan korban dari pihak lain);
mengendarai kendaraan bermotor dengan
kecepatan tinggi tanpa memiliki SIM
(kenakalan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain); bolos
sekolah, kabur saat jam pelajaran masih berlangsung, dan tidak mengerjakan
tugas sekolah (kenakalan yang melawan status).
Berdasarkan
hasil lembar kuesioner, faktor-faktor yang menyebabkan mereka melakukan
kenakalan remaja, diantaranya :
a. Rasa
ingin tahu dan tingkat penasaran yang tinggi.
b. Coba-coba.
c. Pengaruh
teman sepergaulan atau cara bergaul yang salah.
d. Ingin
mencari pengalaman.
e. Masalah
dalam keluarga.
Adapun tempat –
tempat yang sering dijadikan untuk melakukan kenakalan remaja (misalnya
merokok) di lingkungan SMAN 3 Garut yaitu :
-
Toilet siswa.
-
Kelas kosong.
-
Di mushola
sekolah (Miftahul Ulum).
-
Di belakang
sekolah, dekat pembuangan sampah.
-
Di sanggar
Pramuka.
-
Di kantin
sekolah.
3.3.3 Hasil Observasi
Berdasarkan
hasil pengamatan yang kami lakukan di kelas XI IPA, terbukti bahwa sebagian
siswa pernah melakukan beberapa bentuk kenakalan remaja, yang kebanyakan
merugikan diri sendiri.
Gambar
3.1 contoh bentuk kenakalan remaja
Gambar
di atas menunjukan salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering dilakukan
oleh siswa kelas XI IPA SMAN 3 Garut, yaitu merusak fasilitas umum.
3.4
Solusi Masalah
Melihat faktor
penyebab di bab 2 mengenai kenakalan remaja, ternyata perlu solusi sebagai
berikut :
a. Pemahaman
dan dasar agama harus kuat . Apapun agamanya harus diterapkan sejak dini, sebab
agama selalu mengajarkan akhlak dan moral yang mampu menjadi landasan hidup dan
pedoman dalam kehidupan.
b. Meningkatkan
EQ, sehingga bisa mengendalikan fikiran dan emosi, agar tidak mudah terpengaruh
dan tidak mudah terjerumus dalam perilaku kenakalan remaja itu sendiri.
c. Perlunya
perhatian lebih dan lingkungan sekitar seperti peran keluarga, teman, guru dan
yang lainnya, sehingga tidak merasa sendiri, yang menyebabkan keputusasaan.
d. Menganggap
bahwa masalah adalah hal yang lumrah, sehingga tidak muncul pemikiran negatif,
yang menjurus ke hal negatif pula, seperti kenakalan remaja yang kini marak
terjadi.
e. Perlu
adanya filterisasi dalam masalah bergaul, sebab kebanyakan dari salah gaul akan
menimbulkan kenakalan remaja.
f. Keluarga
atau lebih tepatnya orang tua, harus lebih pandai mendidik anak dari sejak
kecil. Orang tua juga harus pintar – pintar menyembunyikan masalah yang sedang
dialami dari hadapan anak
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah kecenderungan
remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan
kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang
dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Kenakalan remaja yang banyak terjadi di lingkungan siswa kelas XI IPA SMAN 3 Garut adalah tawuran,
balapan liar, merusak fasilitas sekolah, seks bebas, merokok, bolos sekolah,
kabur saat jam pelajaran masih berlangsung, tidak mengerjakan tugas,
mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi tanpa memiliki SIM
(khususnya dikalangan pelajar yang belum cukup usia 17 tahun).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai melakukan aktivitas diluar rumah untuk bermain dengan teman sebaya Dalam mengatasi dan mencegah tejadinya kenakalan remaja sangat diperlukan peran dari orang tua, guru, dan lingkungan. Disini orang tua perlu memitigasi gerak-gerik anak. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua juga dibutuhkan dalam mengatasi dan mencegah kenakalan remaja. Sedangkan yang paling penting dalam mencegah ataupun mengatasi kenakalan remaja itu sendiri adalah kepribadian dari remaja tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai melakukan aktivitas diluar rumah untuk bermain dengan teman sebaya Dalam mengatasi dan mencegah tejadinya kenakalan remaja sangat diperlukan peran dari orang tua, guru, dan lingkungan. Disini orang tua perlu memitigasi gerak-gerik anak. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua juga dibutuhkan dalam mengatasi dan mencegah kenakalan remaja. Sedangkan yang paling penting dalam mencegah ataupun mengatasi kenakalan remaja itu sendiri adalah kepribadian dari remaja tersebut.
4.2
Saran
Sebagai remaja yang masih dalam
kondisi labil yang banyak menyerap pengaruh dari luar, remaja harus lebih pandai mengendalikan diri dalam bertindak tentunya sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam bergaul
pun setiap remaja harus bisa menentukan mana yang membawa pengaruh baik dan
mana yang membawa pengaruh buruk dalam kata lain perlu adanya filtrasi yang
ditanamkan pada diri pribadi tanpa menyinggung perasaan orang lain. Dalam hal
ini, sikap tenggang rasa pun tidak boleh dilupakan supaya tidak terkesan panatik dan lebih
mengutamakan ego.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gazali. 1976. Tentang
Filsafat Akhlak. Bandung: Al-Maarif.
Al-Ghifari, Abu. 2004.Kudung Gaul. Bandung: Mujahid
Matdon dan Deddy Koral. 2002. Persetubuhan Batin. Bandung: Angkasa.
Webber,Christine.2005. 9 Langkah Meraih Kebahagiaan Hidup.Jogyakarta:Platinum.
www.AsianBrain.com. Kenakalan Remaja. 2009.
www.h4b13.wordpress.com. Hal-hal yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan
www.h4b13.wordpress.com. Hal-hal yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan
Remaja. 2008.
www.mathedu-unila.blogspot.com. Pengertian Kenakalan Remaja. 2008.
www.ubb.ac.id. Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan. 2009.
www.wikimu.com. 2009.
www.wisnucahyono.wordpress.com. Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja.2008.
www.mathedu-unila.blogspot.com. Pengertian Kenakalan Remaja. 2008.
www.ubb.ac.id. Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan. 2009.
www.wikimu.com. 2009.
www.wisnucahyono.wordpress.com. Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja.2008.